Aloysia Griselda Interview – Bahasa Indonesia

Arsitek Indonesia Aloysia Griselda diwawancarai pada bulan Agustus 2022. Wawancaranya dalam bahasa Inggris dipublikasikan pada 10 Agustus 2022. Wawancaranya telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia untuk memudahkan pembaca Indonesia dan mendorong generasi arsitek muda untuk maju dan memamerkan karya desain mereka yang luar biasa di platform global kami dalam bahasa ibu mereka. Saat ini, Aloysia Griselda bekerja sebagai arsitek di Ciputra Group, Indonesia. Kami di ‘zerobeyond – the new frontier!’ sangat gembira melihat kebangkitan dan kemajuan generasi profesional muda yang ditampilkan sejak tahun 2021.

Serial GEN Z membawa saya ke tanah kelahiran ibu saya, Indonesia, untuk bertemu dengan seorang mahasiswa arsitektur yang sangat berbakat, kreatif, dan telah memenangkan berbagai penghargaan, yaitu Aloysia Griselda. Pada tahun 2021, ia lulus sebagai arsitek dari UNPAR – Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Saat ini, Aloysia bekerja sebagai desainer arsitektur di An Atelier for Architectural Design di Jakarta. Ia juga sedang membantu pasangannya mendirikan sebuah studio desain butik kecil. Duo dinamis ini secara rutin mengikuti berbagai kompetisi desain untuk menorehkan nama mereka di dunia arsitektur.

Ayah Aloysia adalah seorang Insinyur Sipil yang mewariskan bakat seni kepadanya. Sementara ibunya, seorang ibu rumah tangga, selalu mendukung penuh perjalanan anak sulungnya menjadi seorang arsitek. Dengan dukungan yang kuat dari keluarga, Aloysia berhasil membanggakan orang tuanya dengan memenangkan berbagai penghargaan selama masa studinya. Ia mengungkapkan, “Saya selalu membawa buku sketsa untuk menangkap kreasi arsitektur dan lanskap yang menarik.” Rendah hati, berani mengambil risiko, dan berorientasi pada hasil, Aloysia benar-benar akan memberikan dampak global melalui karya desainnya di masa depan.

Aerial Morning View

Pendekatan kreatif Aloysia dalam merancang proyek sungguh luar biasa. Kemampuannya dalam mendesain sangat mengesankan. Perhatiannya terhadap detail mencerminkan kepribadiannya sebagai arsitek yang luar biasa, yang berhasil karena kerja keras dan dedikasinya terhadap dunia arsitektur. Ia menyatakan, “Bagi saya, aktivitas pengguna, lingkungan sekitar, dan sentuhan konsep yang unik adalah hal paling penting dalam sebuah desain.” Dengan kecintaan sejak lahir terhadap karya seni yang berguna bagi banyak orang, Aloysia memilih arsitektur sebagai satu-satunya profesi yang menjadi takdirnya. Saya sangat menikmati interaksi dengan Aloysia Griselda dan mengenalnya sebagai jiwa berbakat yang akan melangkah jauh dengan karya-karyanya.

Aloysia Griselda berbincang dengan Johnny D tentang perjalanannya di dunia arsitektur dan proyeknya yang luar biasa, ‘Museum Nelayan Tradisional Bali’.

Project Concept

Apa cita-cita masa kecilmu? Apakah kamu selalu ingin menjadi arsitek?

Seni sangat dekat dengan saya sejak kecil. Ini telah menjadi hobi yang saya teruskan hingga sekarang. Saya memiliki cita-cita untuk menciptakan karya seni yang tidak hanya terlihat, disukai, dan diakui, tetapi juga berguna bagi banyak orang. Arsitektur sebagai ‘karya seni’ yang dapat mengakomodasi aktivitas manusia telah menarik minat saya sejak masa SMP. Sejujurnya, saya tidak bisa membayangkan diri saya mengambil jurusan lain (tersenyum). Saat saya masuk kuliah arsitektur, saya sangat menikmatinya! Sekarang saya sudah menjadi arsitek, saya sangat mencintai profesi saya.

Project Analysis

Ceritakan secara singkat tentang proyekmu.

Bali dikenal sebagai destinasi wisata karena pantainya dan makanan lautnya. Dulu, Bali juga merupakan desa nelayan tradisional. ‘Museum Nelayan Tradisional Bali’ yang terletak di Jimbaran bertujuan untuk melestarikan dan memperkenalkan kembali nelayan tradisional Bali dan budayanya sebagai salah satu profesi tradisional utama (swadaya) yang kini kurang dikenal atau dilestarikan dalam fungsi konservasi dan pariwisata. Museum ini juga akan menjadikan Jimbaran sebagai kawasan wisata bahari yang lebih kompleks.

Site Plan

Museum ini akan berfungsi sebagai area pameran dan memiliki beberapa fungsi pendukung seperti area workshop untuk belajar, rekreasi dan amfiteater, area arsip dan laboratorium untuk konservasi, serta area food court indoor dan outdoor yang menyajikan hidangan laut khas Indonesia untuk pengunjung.

Museum’s Boat Area

Desain museum ini mengimplementasikan ‘Konsep Nelayan’ dalam tiga poin utama:

Prosesi Nelayan, diterapkan dalam urutan sirkulasi museum dan nuansa interior;

Tradisi Lokal (Tradisi Siat Yeh), sebagai dasar orientasi penempatan massa dan sumbu tapak;

Air Laut (sebagai sumber kehidupan nelayan), sebagai dasar penempatan, bentuk massa, dan ruang lingkup bangunan.

Bentuk bangunan merupakan abstraksi dari perahu dan jaring nelayan saat menangkap ikan di laut.

Cultural Procession Area

Apa arti ‘arsitektur’ bagi Anda?

Secara harfiah, arsitektur adalah ilmu untuk merancang dan membangun bangunan termasuk ruang dan bentuknya. Namun, bagi saya arsitektur lebih dari itu. Arsitektur tidak bisa berdiri sendiri – arsitektur melibatkan banyak aspek kehidupan lainnya. Arsitektur tidak hanya menciptakan bentuk indah, fasad, atau struktur, tapi harus selaras dengan kebutuhan, aktivitas, budaya, dan lainnya. Arsitektur yang baik tidak hanya mengakomodasi, tapi juga meningkatkan kualitas hidup penggunanya dan selaras atau bermanfaat bagi lingkungan alam sekitar.

Massing Transformation

Bagaimana arsitektur mempengaruhi kehidupanmu sebagai mahasiswa?

Sebagai mahasiswa arsitektur, saya menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Seorang arsitek harus peka terhadap kondisi fisik dan atmosfer suatu tempat, prosesi aktivitas, interaksi sosial, bagaimana budaya melekat dalam aktivitas, serta bagaimana posisi dan kondisi alam memengaruhi desain. Dulu saya bukan orang yang estetis, tapi arsitektur mengubah selera saya dan meningkatkan kemampuan saya dalam komposisi bentuk dan warna (tersenyum).

Sea Catches and Food Area

Arsitek nasional atau internasional mana yang menginspirasi kamu? Mengapa?

Arsitek nasional favorit saya adalah Ridwan Kamil dan Antonius Richard. Keduanya sangat eksploratif dalam bentuk arsitektur dengan alasan yang kuat di balik karya mereka. Ridwan Kamil mengeksplorasi bentuk berdasarkan filosofi dan cerita. Karya favorit saya darinya adalah Masjid 99 Kubah dan Museum Tsunami Aceh.

Antonius Richard menciptakan bentuk dan komposisi bangunan yang mengekspos karakteristik material yang digunakan, serta membangun harmoni dengan alam dan iklim sekitar, seperti yang terlihat pada kantor arsitekturnya RAD+ar HQ dan kedai kopi Tanatap Coffee.

Project Sequence

Bagaimana kamu membandingkan Arsitektur Indonesia dengan arsitektur Barat atau Eropa?

Secara umum, hal paling mencolok yang membedakan Arsitektur Indonesia adalah ventilasi dan bentuk atap, karena iklim tropis. Tapi lebih dari itu, bentuk, fasad, material, tata massa, dan ruang juga sangat dipengaruhi oleh budaya.

Indonesia adalah negara kepulauan yang luas dengan berbagai provinsi dan budaya masing-masing. Ini membuat Arsitektur Indonesia sangat menarik untuk dieksplorasi. Setiap daerah memiliki karakteristik arsitektur yang berbeda. Arsitektur Barat atau Eropa bervariasi berdasarkan era dan perubahan zaman. Sedangkan Arsitektur Indonesia beragam karena perubahan zaman dan budaya dari berbagai wilayah yang terus berkembang, sehingga menjadikannya lebih beragam dibandingkan dengan arsitektur Barat atau Eropa.

Sunset View of the Museum

Bencana iklim kini terjadi setiap hari. Bagaimana arsitek masa kini bisa melindungi masyarakat dari bencana seperti itu?

Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, memahami arsitektur berarti memahami seluruh aspek kehidupan, termasuk bagaimana aktivitas manusia memengaruhi iklim bumi. Sebelum menangani bencana iklim, kita harus mulai dari hal kecil, yaitu penyebabnya. Arsitek yang baik dapat mengatur gaya hidup manusia agar lebih ramah lingkungan dan mencegah kerusakan alam.

Saat merancang, arsitek harus memahami kondisi dan kemungkinan perubahan iklim atau bencana alam di suatu wilayah. Desain harus selaras dengan iklim, dibuat semi-permanen dengan sistem konstruksi dan pembongkaran yang mudah, dan bisa berpindah (mobile) untuk beradaptasi di berbagai tempat.

4D Auditorium

Ceritakan secara singkat tentang universitas dan jurusan kamu.

Saya belajar Arsitektur di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. UNPAR dikenal dengan jurusan arsitekturnya yang baik dan memiliki kredibilitas tinggi di Asia Tenggara. Saya lulus dengan gelar Sarjana Arsitektur (S.Ars.) dan predikat Lulus dengan Pujian dalam masa studi 4 tahun.

Outdoor Exhibit Area

Apa aspek paling menarik dari platform global ‘zerobeyond – the new frontier!’ menurut kamu, dan mengapa?

Saya sangat suka bagaimana zerobeyond mewawancarai arsitek terkenal, profesional muda, dan lulusan baru dari berbagai latar belakang di seluruh dunia. Bagi saya, belajar dari sudut pandang, pemikiran, dan analisis arsitek lain sangat penting agar bisa menjadi arsitek yang lebih baik. Arsitek tidak boleh fokus pada diri sendiri saja, tetapi terus belajar dari karya orang lain. Karena arsitek merancang untuk banyak orang dengan kebutuhan dan selera berbeda, maka belajar dari orang lain akan membantu kita lebih memahami mereka (tersenyum).

Zoning

Penghargaan dan prestasi yang berkaitan dengan arsitektur, jika ada.

Saya telah memenangkan hampir 17 penghargaan selama masa kuliah. Beberapa karya favorit saya yang juga memenangkan penghargaan adalah sketsa De Majestic dan Pura, yang merepresentasikan dua arsitektur kontras di Indonesia. Untuk kompetisi desain, saya sering berpartisipasi bersama rekan yang memiliki visi dan misi sama. Kami suka menciptakan desain unik dan tidak biasa, contohnya karya pemenang penghargaan kami: 57 House dan Interactive in T(w)o Spaces.

Museum’s Outdoor Detailing

Penghargaan terbaru saya antara lain:

April 2022 – Top 10 – AURORA 4.0 National Sketch Competition oleh Institut Teknologi Sumatera – “Architecture and Public Space”

Desember 2021 – Pemenang – SketchUp Annual Design Competition 2021 oleh SketchUp Indonesia – “Two-Storey House”

Oktober 2021 – Nominasi – Skripsi Awards 50 oleh Universitas Katolik Parahyangan – “50th Thesis Awards”

Agustus 2021 – Top 15 – H-7 PDF 4.0 Architecture Design Competition 2021 oleh Podomoro University – “Hangout Culture for the New Normal”

Juni 2021 – Pemenang – ACSENT Sketch Competition 2021 oleh Universitas Udayana – “Heritage”

Amphitheatre – Click to Read English Interview

Kredit Foto: Aloysia Griselda

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *