SALMA PUTRI WIDYASIH Interview – Bahasa Indonesia

Keunikan dan popularitas Seri GEN Z telah banyak membantu para pemuda untuk menampilkan kreasi desain luar biasa mereka ke seluruh dunia. Hasrat kami untuk menjangkau lebih banyak audiens dan pembaca global mendorong ‘zerobeyond – the new frontier!’ untuk terus berinovasi dalam penyajian kami demi memberikan manfaat bagi dunia arsitektur, yang terdiri dari para profesional ternama yang telah mapan, generasi muda profesional, serta para akademisi.

Entrance – Area 1

Saya terus berpikir tentang cara menarik lebih banyak anak muda agar mereka percaya diri untuk menampilkan karya desain luar biasa mereka ke dunia arsitektur. Namun, saya menyadari adanya ketidakpercayaan diri di kalangan sebagian besar anak muda ini, yang sering merasa terkendala oleh bahasa Inggris, karena bukan bahasa pertama mereka. Lahir dari ibu asal Indonesia dan ayah asal India, saya menyadari bahwa banyak anak muda Indonesia menghindar karena mereka tidak nyaman mengekspresikan diri dalam wawancara kami yang menggunakan Bahasa Inggris.

Perintis Pavilion Interior

Sebagai seseorang yang berdarah setengah Indonesia, saya ingin mempromosikan arsitek dan arsitektur Indonesia agar karya mereka dapat memberikan manfaat bagi dunia arsitektur. Secara bersamaan, para pemuda kreatif Indonesia juga akan semakin diminati di kancah internasional. Untuk pertama kalinya, kami akan memperkenalkan wawancara bilingual bagi anak muda Indonesia dalam Bahasa Indonesia dan Inggris. Dengan langkah baru ini, ‘zerobeyond – the new frontier!’ selangkah lebih maju untuk menjadi ‘World’s First Multilingual Global Platform’ dengan mengundang anak muda serta arsitek ternama dari Spanyol, Prancis, Serbia, Lituania, Italia, Vietnam, Polandia, Swedia, Jerman, Portugal, dan negara-negara lain yang menggunakan alfabet Bahasa Inggris dalam penulisan bahasa mereka.

Amphitheatre – Area 3

Saya ingin mengungkapkan rasa terima kasih saya kepada arsitek Indonesia, Salma Putri Widyasih dari Temanggung, Indonesia – yang tidak hanya menunjukkan minat besar terhadap komitmen kami dalam memperkenalkan Bahasa Indonesia, tetapi juga menjadi ‘arsitek Indonesia pertama’ yang memberikan wawancara dalam dua bahasa. Wawancara yang sudah diterbitkan sebelumnya dalam Bahasa Inggris, lalu wawancara yang diterbitkan di sini dalam Bahasa Indonesia.

Sejujurnya, saya sangat antusias melihat bagaimana dunia arsitektur akan merespons pendekatan multibahasa kami! Pada saat yang sama, saya begitu berharap ibu saya masih hidup untuk menyaksikan putranya mempromosikan arsitek dan arsitektur Indonesia. Saya yakin beliau pasti akan sangat bahagia dan bangga pada saya!

Design Concept Micro

Salma Putri Widyasih berasal dari Temanggung, Indonesia. Setelah lulus dengan gelar Sarjana Arsitektur (S.Ars.) pada tahun 2024, saat ini ia sedang menempuh pendidikan Magister Arsitektur (M.Ars.) di UAJY – Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Indonesia. Ia mengungkapkan, “Saya berasal dari latar belakang keluarga yang beragam. Ayah saya seorang Insinyur Sipil. Ibu saya dulunya adalah seorang Penyiar Radio. Sekarang, beliau fokus mengurus rumah tangga (tersenyum). Saya menyelesaikan gelar Sarjana saya pada Agustus 2024 dengan spesialisasi Arsitektur Sejarah, Budaya, dan Pariwisata. Saat ini, saya menempuh pendidikan Magister melalui program Fast Track, dengan fokus pada Desain Manusia dan Alam, yang diperkirakan akan lulus pada Agustus 2025.”

Bridge – Area 2

Salma Putri Widyasih adalah sosok yang luar biasa! Ia penuh rasa ingin tahu, tidak pernah melewatkan kesempatan, empatik, suka membantu, dan di atas semua itu, sangat kreatif. Ia mengungkapkan, “Pengalaman pribadi saya tumbuh bersama adik laki-laki saya yang memiliki disabilitas sangat mempengaruhi ketertarikan saya pada desain yang inklusif dan aksesibel. Sejak kecil, saya sudah memiliki minat kuat pada seni, menggambar, dan menciptakan sesuatu dari nol. Awalnya, saya bercita-cita menjadi dokter, tetapi kecintaan saya pada seni semakin berkembang. Saya menjadi pelukis realis, dengan beberapa karya saya dipamerkan dalam pameran nasional. Kemudian, saya memutuskan untuk mengejar arsitektur, sebuah bidang yang menggabungkan seni, teknik, dan dampak sosial.”

Floating Deck – Area 1

Salma Putri Widyasih telah menjalani multitasking selama masa kuliah S1 dan S2-nya. Dengan penuh semangat, ia berbagi, “Sepanjang karier saya, saya memiliki kesempatan untuk bekerja sebagai freelancer, menjadi asisten dosen, serta terlibat dalam berbagai proyek penelitian, kompetisi, dan kolaborasi internasional.” Johnny D sangat menikmati interaksi dengan Salma Putri Widyasih dalam mengeksplorasi perjalanannya di dunia arsitektur serta memahami proyek studio tahun akhirnya yang luar biasa, ‘Molumudu Hayati, Bone Bolango, Gorontalo, Indonesia’.

Flying Fox – Area 1

Apa ambisi masa kecil Anda? Apakah Anda selalu ingin menjadi seorang arsitek?

Sejak kecil, saya selalu tertarik pada seni dan kreativitas. Kecintaan saya pada lukisan realis sejak dini membuat saya berpartisipasi dalam berbagai pameran seni rupa nasional dan regional. Namun, seiring bertambahnya usia, saya menyadari bahwa arsitektur menggabungkan ekspresi artistik dengan pemecahan masalah teknis dan dampak di dunia nyata. Kesadaran ini memicu ambisi saya untuk menjadi seorang arsitek—di mana saya dapat merancang ruang yang memengaruhi cara orang hidup, berinteraksi, dan merasakan lingkungan sekitar mereka.

Site of Perintis Lake Waterfront

Bagaimana arsitektur memengaruhi kehidupan Anda sebagai seorang mahasiswa?

Arsitektur telah membentuk kehidupan saya sebagai seorang mahasiswa dengan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi saya. Arsitektur telah mengajarkan saya untuk berpikir kritis tentang ruang, fungsionalitas, dan interaksi manusia. Melalui proyek akademis, penelitian, dan kolaborasi internasional, saya telah memperoleh apresiasi yang lebih dalam terhadap keberlanjutan budaya dan lingkungan dalam desain. Menyeimbangkan pekerjaan studio, proyek freelance, dan membantu dosen telah memperkuat manajemen waktu dan ketahanan saya, mempersiapkan saya untuk karier yang dinamis di bidang arsitektur.

SDGs Application – Area 1

Ceritakan secara singkat tentang Universitas dan Program Magister Anda.

Saya saat ini sedang menempuh pendidikan Magister Arsitektur di UAJY – Universitas Atma Jaya Yogyakarta. UAJY adalah salah satu universitas swasta terkemuka di Indonesia dengan reputasi yang kuat dalam pendidikan arsitektur. Saat ini, saya terdaftar dalam Program Magister Fast-Track di bidang Arsitektur, dengan spesialisasi Desain Manusia dan Alam. Penelitian tesis saya berfokus pada arsitektur inklusif bagi penyandang disabilitas, yang terinspirasi dari pengalaman pribadi saya memiliki seorang adik laki-laki yang menggunakan kursi roda. Program ini menekankan pada penerapan praktis, memungkinkan saya untuk bekerja dalam perencanaan inklusivitas serta strategi desain sosial dan budaya.

Culinary Market – Area 2

Jelaskan secara singkat signifikansi proyek Anda dengan “Judul Proyek dan Lokasi Tapak”.

Judul Proyek – Molumudu Hayati

Lokasi Tapak – Bone Bolango, Gorontalo, Indonesia Proyek – Studio Tugas Akhir (Sarjana Arsitektur)

‘Perancangan Waterfront Danau Perintis Bone Bolango sebagai Ruang Terbuka Hijau dan Pasar Kuliner dengan Pendekatan Pariwisata Berkelanjutan’

Danau Perintis, yang terletak di Bone Bolango, Gorontalo, memiliki potensi yang sangat besar sebagai destinasi ekowisata. Namun, kawasan tersebut menghadapi tantangan yang signifikan dalam pengelolaan lingkungan, keterlibatan masyarakat, dan aksesibilitas. Proyek ini mengadopsi konsep “Molumudu Hayati”, yang berarti melestarikan kehidupan, melalui pendekatan pariwisata berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat.

Culinary Market Detail

Lokasi tersebut mencakup luas 15.000 m² dan dibagi menjadi tiga fase pengembangan. Proyek ini berfokus pada revitalisasi Danau Perintis sebagai kawasan waterfront yang berkelanjutan, yang mengintegrasikan pelestarian ekologi, identitas budaya, dan peningkatan pariwisata. Desainnya mencakup ruang terbuka hijau, pasar kuliner lokal, dan infrastruktur ramah lingkungan untuk meningkatkan fungsionalitas kawasan tersebut sekaligus melestarikan ekosistem alaminya. Pasar kuliner berfungsi sebagai wadah bagi para pengusaha lokal, mempromosikan UMKM kuliner daerah, dan menghasilkan peluang ekonomi. Sementara itu, ruang terbuka hijau menyediakan area rekreasi yang memperkuat hubungan masyarakat dengan alam.

Bird’s Eye View and Section – Area 1

Proyek ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 8, 11, 13, 14, dan 15, yang menekankan pertumbuhan ekonomi, kota berkelanjutan, aksi iklim, dan konservasi keanekaragaman hayati. Pendekatan arsitektural mencakup struktur terapung, sistem riparian buffer, sistem rainwater harvesting, dan material yang bersumber dari sumber terbarukan secara lokal untuk meminimalkan dampak lingkungan.

Dengan menyeimbangkan konservasi ekologi dan pembangunan ekonomi, proyek ini bertujuan untuk mengubah Danau Perintis memiliki waterfront yang tangguh dan inklusif, yang berfungsi sebagai model untuk pariwisata berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan di Indonesia.

Bird’s Eye View and Section – Area 2

Arsitek Nasional atau Internasional mana yang menginspirasi atau memengaruhi Anda? Mohon jelaskan alasannya mengapa?

Saya sangat terinspirasi oleh Eko Prawoto, seorang arsitek Indonesia yang dikenal dengan desain kontekstual dan berbasis komunitas. Karyanya menekankan penggunaan material vernakular, kearifan lokal, dan arsitektur berkelanjutan, yang sejalan dengan minat saya dalam pelestarian warisan budaya dan desain inklusif.

Selain itu, pendekatan Shigeru Ban terhadap struktur tahan bencana dan material inovatif telah memengaruhi penelitian saya tentang ketahanan perkotaan dan arsitektur adaptif. Kemampuannya dalam menggabungkan kepedulian kemanusiaan dengan inovasi arsitektural sangat selaras dengan visi saya tentang arsitektur sebagai alat untuk dampak sosial yang positif.

Bird’s Eye View and Section – Area 3

Sebagai seorang magang, pelajaran paling penting apa yang telah Anda pelajari dari arsitek senior saat menjadi bagian dari suatu proyek?

Salah satu pelajaran terbesar yang saya pelajari adalah pentingnya keseimbangan antara kreativitas, fungsionalitas, dan keberlanjutan lingkungan. Seorang arsitek tidak hanya harus menciptakan desain yang menarik secara visual, tetapi juga memastikan bahwa desain tersebut dapat direalisasikan dengan baik dalam konteks lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Bagaimana prospek dan tantangan peluang kerja bagi arsitek muda di Yogyakarta, Indonesia saat ini? Jelaskan secara singkat.

Yogyakarta menawarkan berbagai peluang kerja bagi arsitek muda, terutama dalam konservasi warisan, desain perhotelan, dan perencanaan perkotaan. Industri budaya dan pariwisata yang kaya di kota ini mendorong permintaan akan arsitek yang terampil dalam adaptasi bangunan lama dan desain berkelanjutan. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah pasar kerja yang kompetitif serta preferensi terhadap profesional berpengalaman. Lulusan baru harus membedakan diri mereka melalui keterampilan khusus, keterlibatan dalam penelitian, dan kemahiran digital.

Perintis Pavilion Exploded View – Area 3

Berlawanan dengan etos bidang arsitektur, ‘Hostile Architecture’ telah menjadi ketidaknyamanan, merusak estetika, dan dengan cepat mengubah lanskap perkotaan di kota-kota besar di seluruh dunia. Jelaskan pandangan Anda tentang tren yang tidak diinginkan ini dalam lanskap perkotaan.

Saya melihat ‘Hostile Architecture’ sebagai tren yang merugikan karena kurangnya empati terhadap kelompok marginal. Alih-alih menciptakan ruang yang inklusif dan aksesibel, justru menyebabkan isolasi dan diskriminasi. Sebagai arsitek, kita harus berfokus pada perancangan lingkungan yang mendorong interaksi sosial dan kesetaraan, serta memastikan bahwa ruang publik ramah dan dapat diakses oleh semua orang.

Malioboro Bench Hostile, Yogyakarta

Aspek signifikan apa dari platform global ‘zerobeyond – the new frontier!’ yang paling Anda sukai, dan mengapa?

Saya paling tertarik pada bagian GEN Z di ‘zerobeyond – the new frontier!’ yang menampilkan karya arsitek muda dari seluruh dunia. Saya merasa terinspirasi melihat bagaimana rekan-rekan saya menghadirkan perspektif baru dalam arsitektur. Platform ini memberikan ruang bagi arsitek muda untuk bertukar ide dan inovasi, yang sejalan dengan minat saya dalam menggabungkan tradisi dengan solusi desain modern dan berkelanjutan.

Hostile in Tugu Jogja Fence

“Global Urban Failure” telah menyebabkan kota-kota besar mengalami banjir sepanjang tahun. Jelaskan pandangan dan solusi Anda tentang bagaimana perencanaan kota dan desa di masa depan dapat diatasi untuk mengatasi krisis eksistensial ini, khususnya dalam konteks Indonesia?

Untuk mengatasi krisis banjir di Indonesia, perencanaan kota harus memprioritaskan infrastruktur hijau, seperti sistem pemanenan air hujan, permukaan berpori, dan ruang hijau yang lebih luas untuk menyerap air. Di kota-kota seperti Yogyakarta, integrasi sistem drainase berkelanjutan dan praktik pengelolaan air tradisional dapat membantu mengurangi risiko banjir.

Selain itu, meningkatkan kesadaran publik dan melibatkan komunitas lokal dalam upaya pencegahan banjir sangatlah penting. Dengan fokus pada ketahanan dan adaptasi, kita dapat menciptakan kota yang lebih siap menghadapi perubahan iklim sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Perintis Lake Drone Mapping

Bagaimana Anda mendeskripsikan Arsitektur Indonesia dari perspektif Anda sebagai seorang arsitek?

Arsitektur Indonesia menggabungkan pengaruh tradisional dan modern, dengan contoh seperti ‘Rumah Joglo’ dan ‘Rumah Adat’ yang mencerminkan warisan budaya serta harmoni dengan alam. Desain kontemporer, seperti ‘Bali Green School’ dan ‘Rumah Bambu Indonesia’, menekankan keberlanjutan dan inovasi. Sebagai seorang arsitek, saya melihat perlunya menyeimbangkan pelestarian identitas budaya dengan menghadapi tantangan modern, seperti urbanisasi dan perubahan iklim.

Melihat masa lalu dalam konteks masa kini, perubahan arsitektur futuristik seperti apa yang ingin Anda lihat di kota / kampung halaman Anda? Jelaskan alasan di balik visi Anda.

Di Temanggung, saya membayangkan masa depan di mana infrastruktur hijau, transportasi publik, dan ruang inklusif menjadi prioritas. Kota ini memerlukan intervensi perkotaan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kenyamanan hidup, aksesibilitas, dan ketahanan terhadap perubahan iklim.

Camping Ground – Area 3

Penghargaan dan penghormatan terkait arsitektur, jika ada.

2024: Program Nasional KKN Tematik MBKM – ‘Master Plan Techno Park Bone Bolango’ – Team: Marcellinus Kalya Parahita, Salma Putri Widyasih

Perencanaan proyek desain revitalisasi dan ‘Master Plan Techno Park’ sebagai ‘Oxy Park di Bone Bolango, Gorontalo, Indonesia’. Diprakarsai bekerja sama dengan BAPPEDA Bone Bolango.

2023: Kolaborasi Riset & Desain Internasional – ‘Master Plan Desa Adat Bayan’

Kolaborasi dengan Universitas Kanazawa, Universitas Kindai, dan K.U. Leuven. Survei, dokumentasi, dan riset arsitektur di Desa/Kawasan Warisan Budaya dan Wisata. Juga merencanakan dan mengembangkan ‘Master Plan Desa Adat Bayan – Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia’.

2022: Juara 2 – DESAIN ARSITEKTUR 3 AWARD Proyek Individu Mahasiswa ‘JWAVES (Jogja Waves) Gallery & Art Space’.

2022: Nominasi 12 Terbaik – DESAIN ARSITEKTUR 2 AWARD Proyek Individu Mahasiswa ‘GREEZY WORK – Co-working Space’.

Kredit Gambar: Salma Putri Widyasih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *